Kisah Kasih Duniamu
"…apalah arti sebuah kisah bila tidak ada kasih di dalamnya…"
Dikisahkan, Pada suatu ketika, Tuhan ingin sekali
tahu bagaimana jika semua makhluk tersebut diberi kesempatan memilih
hidup sekali lagi, ingin menjadi apakah masing-masing dari mereka? Maka,
Tuhan pun bertanya kepada semua makhluk ciptaan-Nya.
Jawaban Tikus, “Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi
kucing. Enak jadi kucing, dia bisa bebas merdeka berada di dapur,
disediakan makanan, susu, dan dielus-elus oleh manusia.”
Kucing menjawab, “Kalau bisa memilih, aku ingin jadi tikus.
Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah membuat orang serumah
kewalahan, dan tikus bahkan bisa mencuri makanan yang tidak bisa aku
santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus.”
Jawabnya Ayam, “Pasti aku ingin menjadi seekor elang. Lihatlah langit
di atas sana , elang tampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang
indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri, ingin menjadi seperti
dirinya. Tidak seperti diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung
dan tidak memiliki kebebasan
sama sekali.”
sama sekali.”
Kalo Elang Jawab, “Aku mau menjadi seekor ayam. Ayam tidak perlu
bersusah payah terbang kesana-kemari untuk mencari mangsa. Setiap hari
sudah disediakan makanan oleh petani, diberi suntikan untuk mencegah
penyakit, dan ayam begitu terlindung di dalam kandang yang nyaman, bebas
dari hujan dan panas.”
Saat pertanyaan yang sama diberikan pada manusia, ternyata perempuan dan lelaki pun memberikan jawaban yang beda.
Si Perempuan menjawab, “Saya ingin menjadi laki-laki. Pemimpin besar
dan yang hebat-hebat adanya pasti di dunia laki-laki, Menjadi perempuan
sangatlah menderita, harus selalu melayani, bertarung nyawa melahirkan
anak, kemudian membesarkan mereka, ini adalah pekerjaan yang sangat
melelahkan.”
Kaum Lelaki jawabnya, “Aku mau jadi perempuan. Halus budi bahasanya,
tidak perlu bekerja keras menghidupi keluarga, selalu disayang,
dilindungi dan dimanjakan. Ingat, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa
seorang perempuan, surga saja ada di bawah telapak kaki ibu atau
perempuan.”
Setelah mendengar semua jawaban para mahluk ciptaan-Nya, Tuhan pun
memutuskan tidak memberi kesempatan untuk memilih lagi. Maka, setiap
makhluk akan kembali menjadi makhluk yang sama.
Pembaca yang berbahagia,
Ada pepatah yang mengatakan, “Rumput tetangga selalu lebih hijau
dibandingkan dengan rumput di kebun sendiri.” Hal tersebut sejalan
dengan kisah di atas. Memang, tak bisa dipungkiri jika manusia kadang
justru lebih sering memikirkan kelebihan, kebahagiaan, dan kesuksesan
orang lain. Hal ini membuat orang acap
kali mengabaikan apa yang sudah dimilikinya. Tak heran, jika pikiran selalu dipenuhi dengan perasaan tersebut, maka hidup akan selalu menderita akibat terbiasa selalu membanding-bandingkan. Padahal, tahukah kita jika orang yang kita pikirkan justru mungkin berpikir sebaliknya?
kali mengabaikan apa yang sudah dimilikinya. Tak heran, jika pikiran selalu dipenuhi dengan perasaan tersebut, maka hidup akan selalu menderita akibat terbiasa selalu membanding-bandingkan. Padahal, tahukah kita jika orang yang kita pikirkan justru mungkin berpikir sebaliknya?
Maka, dengan mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang
kita miliki adalah kebijaksanaan. Dan, bisa ikut berbahagia melihat
kebahagiaan dan kesuksesan orang lain adalah kekayaaan mental.
Mari, cintai apa yang kita miliki, hidup pasti akan lebih berarti.
Maka, kita akan bisa menyongsong kegembiraan dan kebahagiaan sejati.
Sumber: Anirmana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar